Melepas 2020
“Waktu yang telah kauhabiskan untuk mawarmulah yang membuat mawarmu begitu penting.” –Antoine de Saint-Exupery
Oleh : Yuliani Liputo
JERNIH–Saya punya hobi baru belakangan ini: berkebun. Seperti banyak orang yang juga mulai memberi perhatian mengurusi tanaman lantaran banyak waktu berdiam di rumah, saya juga mulai secara sengaja mencoba menumbuhkan beberapa tanaman di dalam pot. Sekadar melewatkan waktu dengan hal bermanfaat, bukan berniat mengurusi kebun luas dengan banyak tanaman secara serius.
Saya menanam beberapa tumbuhan kecil yang mudah dirawat. Awalnya saya memilih mint dan kemangi karena keduanya menghasilkan daun yang wangi dan bisa digunakan dalam makanan atau minuman.
Setiap hari saya memberi waktu untuk mengurusi tanaman ini: menyirami, menyiangi, memetik, membersihkan, memperhatikan kalau ada hama atau telur serangga di daun-daunnya atau sekadar memperhatikan dan memotretnya. Saya juga membaca banyak referensi dan belajar dari pengalaman orang lain untuk mengurusi tanaman-tanaman tersebut.
Keduanya membalas perhatian saya dengan baik. Mereka tumbuh subur, rimbun, memberikan tunas-tunas baru yang berkembang dengan cepat setiap hari, menyenangkan hati.
Kegiatan ini membuat saya memahami dengan baik kutipan pembuka yang diambil dari buku “Little Prince” di atas. Waktu yang saya berikan untuk tanaman-tanaman itu telah membuatnya menjadi penting bagi saya, dan saya mendapatkan kegembiraan dari apa yang diberikannya kembali sebagai balasan bagi curahan waktu dan perhatian itu.
Tahun 2020 memberi kita banyak waktu untuk menumbuhkan tunas-tunas baru seperti itu: ide, hobi, proyek, keterampilan. Kelimpahan waktu selama pembatasan pergerakan di tahun ini membukakan kesempatan dan banyak pilihan untuk menanam perhatian. Pada saat yang sama pilihan membutuhkan fokus dan batasan supaya kita tidak kewalahan.
Situasi tahun ini juga memberi saya pelajaran tentang bersabar, tidak cepat panik dan tetap optimis. Ketika harga saham-saham unggulan meluncur jatuh di akhir bulan Maret seperti dihantam badai, yang paling tepat dilakukan adalah bertahan, ulurkan tangan jika mampu dan tetap berpegang erat, bukan takut dan melepaskan semuanya.
Banyak perubahan terjadi dengan dipercepat pada tahun ini. Keputusan yang barangkali butuh waktu bertahun-tahun untuk diambil dalam situasi normal, dipaksa oleh keadaan untuk diambil dengan segera. Bekerja dari rumah, bertemu dan berbelanja secara online, menjalani kegiatan sehari-hari dengan protokol kesehatan mungkin akan terus menjadi norma pada waktu mendatang. Kebiasaan-kebiasaan baru ini pelan-pelan sudah tertanam mengubah cara hidup kita untuk seterusnya.
Tak bisa mudik saat lebaran, kumpul keluarga berlangsung lewat zoom memungkinkan sanak keluarga jauh maupun dekat yang jarang bertemu dapat saling sapa. Mungkin sebagian foto kenangan kita tahun ini akan berupa tangkapan layar.
Kita kehilangan banyak nama yang pergi secara tiba-tiba. Yang semacam itu bukan tak pernah terjadi sebelumnya. Hanya kini dalam skala yang jauh lebih besar dan cepat. Sungguh tahun yang pedih.
Tahun ini telah menunjukkan betapa ulet manusia menyesuaikan diri dengan keadaan yang menekan. Kita tidak mudah menyerah, tapi bukan obsesif. Kita punya kekuatan yang bersumber dari harapan.
Harapan adalah yang terakhir berpulang, konon. Seperti lilin yang terus memancarkan cahaya hingga ujung sumbu pupus digenangi tetes minyak terakhir. Kerlipnya lemah, namun mampu membakar kayu tempat berpijaknya.
Melepas penanda waktu ini, jika kita terpilih untuk bertahan, tak ada yang lebih baik untuk dilakukan selain menunjukkan syukur kita, secara hati-hati memilih fokus dan benih apa yang akan ditanam. Semoga waktu dan perhatian yang kita berikan akan membuatnya tumbuh menjadi tanaman yang kuat, bermanfaat dan berbuah manis.
Selamat tahun baru, teman-teman. [ ]