Veritas

Aleksei Navalny Gugat Penjara Rusia yang Melarangnya Membaca Alquran

“Masalahnya, petugas penjara belum mengembalikan Alquran saya. Ketika mereka memenjarakan saya, saya membuat daftar swa-tugas untuk memperbaiki diri selama di penjara. Salah satunya adalah mendalami dan memahami Alquran. Saya mengerti, sebagai seorang Kristen pun saya butuh mempelajari Alquran,”tulis Navalny.

JERNIH–Politisi oposan pemerintah Rusia yang dipenjara, Aleksei Navalny, mengatakan dirinya telah mengajukan gugatan terhadap administrasi Koloni Pemasyarakatan No. 2, tempat dia ditahan, karena tidak mengizinkannya membaca Alquran.

Navalny menulis di Instagram pada 13 April, bahwa kitab suci untuk kaum Muslim, Alquran, dan semua buku lain yang dia bawa ke penjara pada awal Maret telah ditahan. Sipir penjara mengatakan, mereka membutuhkan tiga bulan untuk memeriksa semua buku miliknya, –termasuk Alquran- untuk alasan menghindari ekstremisme.

“Masalahnya, petugas penjara belum mengembalikan Alquran saya. Ketika mereka memenjarakan saya, saya membuat daftar swa-tugas untuk memperbaiki diri selama di penjara. Salah satunya adalah mendalami dan memahami Alquran. Saya mengerti, sebagai seorang Kristen pun saya butuh mempelajari Alquran,”tulis Navalny.

Pernyataan Navalny itu datang pada hari pertama bulan suci Ramadhan, di mana umat Islam berpuasa dan berpantang makan, minum, merokok, dan menikmati seks dari fajar hingga matahari terbenam. Sekitar 10 persen dari populasi Rusia yang berjumlah lebih dari 144 juta adalah Muslim atau dari latar belakang budaya Islam.

Navalny ditangkap pada Januari setibanya pulang dari Jerman, di mana ia dirawat karena keracunan dengan apa yang didefinisikan oleh laboratorium Eropa sebagai agen saraf pada Agustus 2020. Navalny menuduh Presiden Vladimir Putin memerintahkan peracunan tersebut, yang segera dibantah Kremlin.

Pada bulan Februari, pengadilan Moskow memutuskan bahwa selama berada di Jerman, Navalny telah melanggar persyaratan pembebasan bersyarat dari kasus penggelapan lama yang secara luas dianggap bermotif politik.

Hukuman percobaan 3,5 tahun dari kasus tersebut diubah menjadi hukuman penjara, meskipun pengadilan mengatakan dia akan menjalani hukuman lebih dari 2,5 tahun penjara mengingat waktu dia ditahan.

Navalny baru-baru ini mengeluh sakit punggung dan mati rasa di tangan dan kakinya dan menuduh pihak berwenang menahan perawatan medis yang memadai.

Politisi berusia 44 tahun itu telah kehilangan 13 kilogram berat badannya sejak dipenjara dan melanjutkan aksi mogok makan yang bertujuan memaksa petugas penjara untuk mengizinkannya dirawat oleh dokternya sendiri. [RFE/RL Biro Rusia]

Back to top button