Anggota Parlemen Inggris Desak Perlindungan Atas Serangan Rasis Terhadap Nabi Muhammad SAW
“Bagi mereka yang mengatakan,”Itu hanya kartun”, saya tidak akan mengatakan,”Itu hanya patung” karena saya memahami perasaan warga Inggris berkaitan dengan sejarah, budaya, dan identitas kita semua. Jadi ini bukan hanya urusan hanya kartun, atau hanya patung. Mereka mewakili, melambangkan, dan sangat berarti bagi kita sebagai manusia,” kata Shah.
JERNIH—Naz Shah, seorang anggota Parlemen Inggris dari Partai Buruh yang beroposisi, mendesak Parlemen negara itu, yang berupaya melindungi patung tokoh-tokoh sejarah, untuk juga menyerukan kepekaan yang sama kepada Nabi Muhammad SAW, yang dihormati kalangan Muslim.
Naz Shah berbicara kepada para anggota House of Commons, Senin lalu, seiring usulan undang-undang yang bertujuan untuk mengkriminalisasi para pelaku vandalisme patung-patung para tokoh sejarah, guna mengurangi kerugian emosional yang disebabkan oleh penghancuran ikon tersebut.
Jika disahkan, undang-undang tersebut akan memberlakukan hukuman penjara hingga 10 tahun bagi siapa pun yang terbukti bersalah menyerang dan merusak patung. “Undang-undang yang diusulkan ini akan menempatkan hukuman maksimum 10 tahun bagi orang-orang yang merusak atau menyerang patung–menegaskan dalam hukum Inggris, hukuman yang jauh lebih tinggi untuk menyerang patung,”kata Shah.
“Yang menimbulkan pertanyaan, mengapa seseorang diberi hukuman yang jauh lebih berat karena menyerang patung batu atau besi? …Namun untuk satu hal yang lebih penting karena ada yang dilukai perasaannya, tidak.”
Shah berpidato untuk menyoroti masalah yang kerap dihadapi umat Islam di Inggris dan di seluruh dunia dalam hal pencemaran nama baik nabi mereka yang suci.
“Sebagai seorang Muslim, bagi saya dan jutaan Muslim di seluruh negeri ini dan seperempat populasi dunia yang juga Muslim, dengan setiap hari dan setiap tarikan napas, tidak ada satu hal pun di dunia yang kami hormati lebih dari nabi kami, Nabi Muhammad SAW tercinta,” katanya.
Shah menarik perbandingan antara keterikatan rakyat Inggris dengan tokoh-tokoh seperti Winston Churchill dan Oliver Cromwell dengan cinta dan kasih sayang umat Islam kepada nabi mereka.
Sama seperti undang-undang baru yang bertujuan untuk melindungi tokoh-tokoh sejarah Inggris, perlindungan yang sama harus diperluas ke tokoh dan individu yang dianggap penting bagi komunitas lain, Shah menekankan.
“Ketika orang-orang rasis mencemarkan nama baik, memfitnah, atau melecehkan Nabi kami, seperti yang dilakukan beberapa orang terhadap orang-orang seperti Churchill, kerusakan emosional yang ditimbulkan pada hati kami tidak tertahankan. Karena bagi dua miliar Muslim, beliau adalah pemimpin yang kami yakini di hati, kehormatan dalam hidup kami, dan menjadi dasar identitas dan keberadaan kita,” kata Shah, tegas.
Mengakui pentingnya simbolisme monumen dalam sejarah Inggris, dia membela hak untuk berdebat. “Bagi mereka yang mengatakan,”Itu hanya kartun”, saya tidak akan mengatakan,”Itu hanya patung” karena saya memahami perasaan warga Inggris berkaitan dengan sejarah, budaya, dan identitas kita semua. Jadi ini bukan hanya urusan hanya kartun, atau hanya patung. Mereka mewakili, melambangkan, dan sangat berarti bagi kita sebagai manusia,” kata Shah.
Dia juga mengutip penulis dan dramawan George Bernard Shaw, yang mengatakan tentang Nabi Muhammad: “Dia adalah pria paling luar biasa yang pernah menginjakkan kaki di bumi ini. Dia mengajarkan agama, mendirikan negara, meletakkan kode moral, memprakarsai banyak reformasi sosial dan politik, mendirikan masyarakat yang kuat dan dinamis untuk mempraktikkan ajarannya dan sepenuhnya merevolusi dunia pemikiran dan perilaku manusia untuk semua waktu yang akan datang.”
Di dunia maya, usulan Shah tersebut mendapatkan banyak dukungan. Di antaranya dari penyanyi relijius Muslim, Maher Zain. Melalui akun Twitter-nya dengan hastag #NotJustACartoon, Maher Zain merilis serangkaian pernyataan.
“Pidato yang berani dan kuat oleh anggota parlemen Muslim Inggris @NazShahBfd, menyoroti cinta yang dimiliki Muslim di seluruh dunia untuk Nabi Muhammad SAW, dan bagaimana perasaan tersebut dapat dipahami dengan hukum saat ini.” #NotJustACartoon
“Sudah terlalu lama, orang tidak mengerti bagaimana kartun Nabi menciptakan kerugian emosional yang mendalam bagi komunitas Muslim. Pidato ini menyoroti bagaimana” #NotJustACartoon
“Orang yang mempertanyakan mengapa umat Islam tersinggung dengan kartun Nabi SAW, harus menonton pidato ini” #NotJustACartoon
“Orang-orang fanatik dan ekstremis melanggengkan serangan ekstrem mereka dan menggunakan kebebasan berbicara sebagai pertahanan. Jika pemerintah bisa memahami perasaan dengan patung, seharusnya memahami perasaan dengan kartun Islamofobia Nabi juga.” #NotJustACartoon. [TRTWorld]